Teknik pemeriksaan ribs (costae)
Patologi :
Fraktur dan neoplastik processes
A. Proyeksi AP
1.
Persiapan alat
ü Kaset + film ukuran 35 X 43
cm memanjang/menyilang
ü Grid
2.
Posisi pasien
Pasien berdiri
untuk melihat costae pada bagian atas diafragma dan supine untuk melihat costae
di bawah diafragma.
3.
Posisi objek
ü Letakkan mid sagital plane
pasien pada pertengahan grid/meja/bucky stand.
ü Memutar kedua bahu ke
anterior, untuk memindahkan skapula dari paru-paru (apek paru)
ü Mengangkat dagu, agar dagu
tidak superposisi dengan paru-paru bagian atas (apek paru).
ü Tidak ada rotasi pada torak
maupun pelvis.
4.
Central ray (CP)
v Untuk melihat costae di
bagian atas diafragma.
ü CR tegak lurus pada
pertengahan mid sagital plane pasien setinggi 3 – 4 inci (8 – 10 cm) dibawah
jugular notch.
ü Batas atas kaset berada pada
1.5 inci (4 cm) di atas kedua bahu.
v Untuk melihat costae di
bagian atas diafragma.
ü CP tegak lurus mid sagital
plane di pertangahan antara prossesus xifoideus dengan costae terbawah.
ü Batas bawah kaset berada
pada krista iliaka.
5.
Respirasi
ü
Untuk melihat costae di atas diafragma, ekspose pada saat pasien selesai
inspirasi tetapi belum melakukan ekspirasi.
ü
Untuk melihat costae di bawah diafragma, ekspose pada saat pasien selesai
ekspirasi tetapi belum melakukan inspirasi.
Catatan : jika pemeriksaan costae
dilakukan secara bilateral, tempatkan kaset menyilang,
untuk pasien yang
panjang. Agar batas costae lateral tidak terpotong.
6.
Struktur yang tampak
ü Di atas diafragma : costae 1 – 9 atau 1 – 10 harus
tampak.
ü Di bawah diafragma : costae 8 sampai 12 harus tampak.
B. Proyeksi PA
1.
Persiapan alat
ü Kaset + film ukuran 35 X 43
cm memanjang/menyilang
ü Grid
2.
Posisi pasien
Pasien berdiri
lebih utama. Tetapi jika ada kelainan patologis, pasien prone dengan tangan di
sisi bawah tubuh.
3.
Posisi objek
ü Atur mid sagital plane
pasien pada pertengahan grid/meja/bucky stand.
ü Memutar kedua bahu ke
anterior, untuk memindahkan skapula dari paru-paru (apek paru)
ü Mengangkat dagu, agar dagu
tidak superposisi dengan paru-paru bagian atas (apek paru).
ü Tidak ada rotasi pada torak
maupun pelvis.
4.
Central Ray (CR)
Tegak lurus
pertengahan kaset setinggi torak 7 (7 – 8 inci atau 18 – 20 cm di bawah
vertebra prominen).
5.
Respirasi
Lakukan ekspose saat inspirasi.
6.
Struktur yang tampak
ü Costae 1 – 9 atau 10 tampak
di atas diafragma.
ü Torak tidak mengalami
rotasi.
C. Posisi Posterior atau
Anterior Oblik
1.
Persiapan alat
ü Kaset + film ukuran 35 X 43
cm.
ü grid
2.
Posisi pasien
Jika kondisi
pasien baik, posisi pasien berdiri. Sebab posisi ini baik untuk melihat costae
di bagian atas diafragma. Tetapi jika tidak memungkinkan, posisi pasien supine
untuk melihat costae di bagian bawah diafragma.
3.
Posisi objek
ü Rotasikan tubuh pasien
sebesar 450 posterior atau anterior. Untuk posterior oblik, sisi
anterior yang dekat/menempel kaset. Sedangkan untuk anterior oblik, sisi
posterior yang dekat/menempel kaset.
ü Menyokong tubuh dengan
posisi blocks jika dibutuhkan.
ü Meluruskan pertengahan torak
di antara tulang belakang dan batas lateral torak pada pertengahan
grid/meja/bucky stand.
4.
Central ray (CP)
v Untuk melihat costae di
bagian atas diafragma.
ü CR berada pada 3 – 4 inci (8
– 10 cm) di bawah jugular notch (batas atas kaset sekitar 1.5 inci (4 cm) di
atas kedua bahu).
v Untuk melihat costae di
bagian atas diafragma.
ü CP berada pada pertengahan
antara prossesus xifoideus dengan costae paling bawah. (batas bawah kaset
berada pada krista iliaka).
5.
Respirasi
ü
Untuk melihat costae di atas diafragma, ekspose pada saat pasien selesai
inspirasi tetapi belum melakukan ekspirasi.
ü
Untuk melihat costae di bawah diafragma, ekspose pada saat pasien selesai
ekspirasi tetapi belum melakukan inspirasi.
6.
Struktur yang tampak
ü Di atas diafragma : costae 1 – 9 atau 1 – 10 tampak.
ü Di bawah diafragma : costae 8 sampai 12 tampak, bagian axilla tidak superposisi
dengan costae.
Sumber : KENNETH L. BONTRAGER ( Fifth Edition ).
Diposkan oleh : Khaerun hidayat , Kedokanbunder , Indramayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar